Topik
tentang bank digital banyak sekali kita temui di berbagai media beberapa kurun
waktu belakangan. Mungkin ada diantara kamu yang masih belum paham apa itu bank
digital. Sesuai namanya, bank digital merupakan bank yang pelayananya dilakukan
secara digital atau online. Mulai dari membuka rekening, transfer,
menabung, dan melakukan berbagai layanan perbankan lainnya, semua bisa
dilakukan secara online.
Nah, dari
sini saja, sudah terlihat jelas satu perbedaan mendasar antara bank
konvensional yang selama ini kita kenal dengan bank digital. Bank Konvensional
memiliki kantor fisik sebagai tempat bagi bank untuk melayani nasabah melakukan
berbagai transaksi. Dengan kata lain, nasabah akan datang langsung ke bank
untuk menikmati layanan perbankan, meskipun ada beberapa yang bisa dilakukan
lewat telepon. Sementara bank digital hampir seluruh layanannya bisa dilakukan
secara online, yaitu dengan mengakses aplikasi bank digital. Selain segi akses
yang berbeda tersebut, kira-kira apa lagi ya perbedaan antara bank Konvensional
dan bank digital ini?
Layanan
Dari segi
layanan atau produk, bank konvensional dan bank digital tidak memiliki
perbedaan signifikan. Karena sejatinya bank digital dibuat dengan tujuan untuk
mendigitalkan setiap layanan perbankan. Layanan perbankan konvensional seperti
transfer uang, menabung, berinvestasi, deposito, pinjaman juga kebanyakan
dimiliki oleh bank digital. Namun, mungkin ada beberapa layanan di bank digital
yang tidak dimiliki oleh bank konvensional seperti misalnya berbagai fitur
transaksi di aplikasi, baik itu membeli produk digital seperti pulsa dan paket
internet, membayar tagihan listrik, air, dan tagihan lain, pengaturan e-wallet,
sistem pembayaran untuk berbelanja seperti scan QR, dan berbagai fitur lain
yang hanya di dapatkan di aplikasi.
Fleksibilitas
Menikmati
berbagai layanan di bank digital dirasa lebih fleksibel dibandingkan dengan
bank konvensional. Pengguna bisa mengakses fitur bank digital kapanpun tanpa
terpatok jam operasional. Hanya untuk beberapa kasus seperti misal video call
dengan cs saat pembukaan rekening. Untuk bisa video call dengan cs biasanya
memang hanya bisa dilakukan di jam operasional yang sudah mereka tentukan.
Selebihnya, aplikasi bisa diakses kapanpun dan dimanapun kamu inginkan,
sepanjang masih ada jaringan internet.
Selain
itu, fitur menabung di bank digital biasanya lebih fleksibel dan memiliki
banyak jenis sesuai kebutuhan. Seperti di bank digital Jenius misalnya,
terdapat tabungan dream saver, flexi Saver, lalu Maxi Saver. Di
dream saver dan flexi saver, pengguna bisa membuat beberapa judul tabungan
sesuai kebutuhan mereka lengkap dengan foto seperti misalnya tabungan untuk
“Jalan-jalan ke Korea 2021” atau “Membeli hewan kurban”. Jika salah satu
tabungan tersebut sudah finish, maka kamu tinggal membuat judul baru untuk
tabungan baru. Jangka waktu dan jumlah autodebit bisa ditentukan sendiri.
Bahkan, jika dibutuhkan uang juga bisa diambil sewaktu-waktu tanpa biaya
penalti. Begitu pula di aplikasi Jago yang memiliki “kantong Jago” dimana kamu
bisa membuat hingga 40 kantong (tabungan) dan bisa diatur atau diubah sesuai
kebutuhanmu. Ini hanyalah sedikit gambaran bagaimana fleksibelnya
fitur di bank digital.
Kantor/Wujud
Bank
Konvensional pada umumnya memiliki kantor pusat dan kantor cabang di beberapa
tempat. Hal ini berguna untuk bisa menjangkau lebih banyak nasabah dan
mempermudah nasabah yang ingin melakukan layanan perbankan. Mereka tidak perlu
datang ke bank pusat yang lokasinya jauh karena adanya kantor cabang.
Sementara, bank digital biasanya hanya memiliki kantor pusat sebagai tempat
bagi para team untuk melayani nasabah mereka. Bank digital tidak begitu
membutuhkan kantor cabang karena sebagian besar nasabah mereka tidak datang ke
kantor dan melakukan keperluan bank mereka lewat aplikasi. Sehingga pelayananya
pun dilakukan secara online.
Biaya dan
Suku Bunga
Baik bank
konvensional maupun bank digital sama-sama terdapat biaya dan suku bunga simpanan
ataupun deposito. Namun, kebanyakan bank digital lebih minim biaya dan
menawarkan suku bunga lebih besar.
Sebagai
gambaran, di Jenius, biaya bulanan adalah 10 rb perbulan tanpa pandang total
saldo, sementara ada bank konvensional yang mengambil biaya admin lebih tinggi
dan menetapkan biaya admin sesuai dengan nominal saldo yang ada, semakin besar
saldo maka biaya adminnya juga semakin besar. Tidak hanya itu, Bahkan ada
bank digital yang gratis transfer ataupun transaksi dan bebas biaya admin
bulanan.
Untuk
suku bunga, jika bank konvensional rata-rata memberikan suku bunga sekitar 1-2
% pertahun, maka bank digital bisa memberikan suku bunga hingga 4% pertahun
seperti misalnya Power Saver milik TMRW, tabungan deposito maxi saver milik
jenius atau kantong nabung milik Jago. Bank digital biasanya juga lebih
banyak memberikan berbagai program promo menarik untuk penggunanya.
Itu dia
secara garis besar perbedaan antara bank Konvensional dengan bak digital.
Mungkin masih ada perbedaan lain yang tidak sempat disebutkan dalam artikel
ini. Bank digital menawarkan akses perbankan yang praktis dan berbagai
kemudahan dalam bertransaksi. Hal ini memberi banyak keuntungan untuk pengguna
dari berbagai segi, yaitu waktu, biaya, dan tenaga. Pengguna memiliki lebih
banyak kesempatan untuk menikmati hidup dengan keuangan yang terarah. Sehingga
tidak heran jika saat ini perkembangan bank digital begitu lincah.
Karena
itu, mau tidak mau bank konvensional juga perlu melakukan adaptasi dengan ikut
memberikan layanan secara digital atau online agar tetap bertahan. Jika tidak
maka bukan tidak mungkin jika posisi mereka perlahan digeser oleh kehadiran
bank digital. Saat ini tidak sedikit bank konvensional yang memiliki bank
digital mereka sendiri atau paling tidak memiliki layanan digital seperti
mobile banking. Beberapa diantara bank konvensional yang mulai merambah pasar
digital seperti misalnya BTPN yang meluncurkan Jenius, Mandiri dengan Livin',
Bank DBS dengan Digibank, Bank Permata dengan PermataMe, dan masih banyak bank
lain.
EmoticonEmoticon